Kabar Aksaramaya
Perpustakaan Daerah (Perpusda) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah dalam rangka meningkatkan minat membaca anak menggelar pertunjukan wayang golek. Pagelaran wayang golek tersebut diadakan saat “ Car Free Day “ untuk menjaring banyak pengunjung agar mau membaca koleksi buku-buku yang dimiliki Perpusda Kabupaten Kudus.
Selain mengadakan pagelaran wayang golek, Perpusda Kabupaten Kudus juga mengadakan seni tari yang diadakan di jalan Alun-Alun Kudus, tepatnya berada di sebelah barat Ramayana. Setelah selesai menari, kemudian puluhan anak yang menari tersebut duduk dan membaca buku yang diambilnya dari dua mobil perpustakaan keliling (pusing).
Tampak pula seorang pria dengan mengenakan baju khas jawa memainkan wayang golek dengan diiringi musik gamelan, dan alunan tembang musik seadanya. Sebenarnya, dua kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Dinas Kearsipan dan Perpusatakaan Daerah (Dinarpusda) Kabupaten Kudus. Tujuan utamanya tak lain adalah untuk menggelorakan minat baca terhadap masyarakat khususnya anak-anak.
Sancaka Dwi Supani selaku Plt Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kudus menuturkan, jika pihak Perpusda Kabupaten Kudus memang sengaja menampilkan Seni Tari dan Wayang Golek untuk mensosialisasi serta mengelorakan kegemaran membaca, supaya masyarakat senang dan meningkatkan budaya membaca.
Pertunjukan wayang golek dimainkan sendiri oleh para pegawai Perpusda Kabupaten Kudus. Sedangkan seni tarinya dari sanggar Perpusda Kabupaten Kudus juga. Semua kegiatan tersebut harapannya untuk menarik perhatian para pengunjung, sehingga semakin banyak yang menikmati fasilitas mobil pusing.
Pada pertunjukan wayang golek tersebut diiringi pula dengan berbagai alat musik, seperti, gong, kendang, bonang, dan angklung. Tembang-tembang Jawa yang dilantukan saat pagelaran wayang golekpun juga berisi ajakan untuk giat membaca. Harapan kedepannya, inovasi seperti ini akan terus diberlakukan untuk menarik perhatian masyarakat.
Lebih lanjut, Sancaka Dwi Supani menuturkan, bahwa dengan berbagai macam pertunjukan tersebut, dinilai cukup berhasil dalam menarik perhatian para pemustaka. Setelah para pemustaka berkumpul, diadakan pula sosialisasi singkat terkait pentingnya membaca dan kemudahan dalam akses baca melalui perpusda, yang mana terdapat banyak sekali buku-buku yang disediakan secara gratis.
Menurut Plt Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kudus, Perpusda Kabupaten Kudus juga memiliki perpustakaan digital dan saat ini sudah tersedia 433 judul. Harapannya masyarakat Kudus bisa menjadikan membaca sebagai sebuah budaya, dengan begitu dapat menambah ilmu, wawasan, kreativitas, dan lain sebagainya.
Sementara itu, Ninik Mustika selaku Pustakawan Dinarpusda Kudus mengatakan, guna menggeliatkan minat baca di masyarakat yang mulai luntur ini, terkhusus anak-anak, solusinya dengan sosialisasi yang dibikin semenarik mungkin. Seperti halnya dengan menggunakan media seni wayang golek dan seni tari.
Sebab, kebetulan di Dinarpusda Kudus sendiri juga ada kelas tari. Maka dari itu, para siswanya diajak latihan tari di acara CFD. Tujuan utamanya untuk menarik perhatian penmustaka, sehingga mau untuk datang ke perpustakaan keliling.
Menurut Pustakawan Dinarpusda Kudus, mobil perpustakaan keliling (pusing) Kudus ada dua. Masing-masing membawa sekitar 500 hingga 600 buku bacaan. Terdiri dari buku-buku dongeng, buku sejarah, buku edukasi dan lain sebagainya.
Semua masyarakat Kudus harus terus berpartisipasi dan membudayakan gemar membaca, terutamanya untuk para generasi muda dan anak-anak. Sebab, membaca merupakan jendela dunia, membaca adalah literasi dasar bagi setiap anak-anak di Indonesia.
Daerah Anda ingin mengembangkan budaya literasi melalui platform teknologi perpustakaan digital? Hubungi partnership@aksaramaya.com atau 0859106725577
Salam literasi!