Pemkot Kediri Ajak Para Generasi Muda Mengenal Aksara Jawa

logo Kota kediri

Kabar Aksaramaya

Selasa, 12 Oktober 2021, Pemerintah Kota Kediri melalui Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kota Kediri menggelar kegiatan belajar bersama dengan mengajak 17 peserta dari Saka Pariwisata yang notabene para generasi muda. Kegiatan belajar bersama tersebut mempelajari tentang Aksara Jawa Kuno yang diselenggarakan di Museum Airlangga, Kota Kediri. 

Aksara Jawa Kuno adalah sebuah aksara yang dikembangkan oleh leluhur bangsa kita di Nusantara yang berawal dari aksara Pallawa. Aksara Jawa Kuno tersebut merupakan aksara yang dipergunakan sejak abad ke-8 sampai abad ke-16, yaitu dimulai di era Kanjuruhan yakni pada Prasasti Dinoyo yang berangka 682 saka atau 760 Masehi, hingga masa Demak.

Aksara Jawa juga dikenal dengan sebutan huruf hanacaraka. Selain memiliki nilai sejarah, Aksara Jawa juga mempunyai makna filosofi kehidupan yang terkandung dalam dua puluh huruf utama.

Hanacaraka memiliki nilai filosofi bagaimana manusia mempunyai Tuhan, atau suatu kekuatan Ilahi yang menjadi sumber pengharapan bgai manusia. Oleh sebab itulah sebagai manusia yang mengimani adanya Tuhan, harus belajar bagaimana hidup antar sesama manusia itu diisi dengan rasa cinta dan kasih sayang.

Kegiatan yang digelar secara maraton pada 12-15 Oktober 2021 tersebut, diadakan dalam rangka Hari Museum Nasional. Namun karena pada waktu itu masih masa pandemi dan pengunjung museum masih dibatasi, kegiatan pun bersifat terbatas.

Para peserta bukan hanya mendengarkan narasumber dalam memaparkan materi terkait Aksara Jawa Kuno saja, melainkan juga diajarkan secara langsung cara membaca dan menulis menggunakan Aksara Jawa Kuno.

Maka dari itu, hasil tulisan Aksara Jawa Kuno para peserta langsung dibagikan ke sosial media masing-masing, supaya masyarakat lain bisa tertarik dan ikut belajar Aksara Jawa Kuno.

Junio Chelsa Putra Setyana selaku salah satu peserta kegiatan mengatakan, sangat senang akhirnya bisa belajar Aksara Jawa Kuno yang merupakan warisan busaya Indonesia. Junio pada awal belajarnya sempat kebingungan dan kesulitan membaca tulisan di prasasti, tetapi dengan belajar sedikit demi sedikit, ia pun akhirnya dapat memahami.

Menurut siswa yang masih di bangku kelas 3 SMA di Kediri tersebut, kegiatan yang diinisiasi oleh Pemkot Kediri ini sangat bagus sekali, karena melalui kegiatan ini Junio dan teman-temanny bisa mengenal cara baca, dan penulisan Aksara Jawa Kuno, yang umumnya tidak diajarkan di sekolah.

Sementara itu, Eko Bastiawan selaku pemateri dan lulusan School of Oriental and African Studies (SOAS), University of London yang juga tergabung dalam komunitas pemerhati budaya dan sejarah ini menuturkan, bahwasannya sekarang ini masih banyak prasasti di luar sana yang masih belum masuk dan dirawat oleh pihak museum, sehingga, para sejarawan saat ini terus berpacu dengan waktu untuk dapat membaca ulang dan mendokumentasikan setiap detail prasasti sebelum tulisan yang terpahat tersebut memudar karena cuaca.

Eko bastiawan berharap, kedepannya akan semakin banyak generasi muda Indonesia yang mampu membaca dan menulis Aksara Jawa Kuno dan bisa membantu pembacaan prasasti-prasasti peninggalan leluhur bangsa Indonesia.

Nur Muhyar selaku Asisten 3 Bidang Administrasi Umum dalam sambutannya menyampaikan, bahwa kegiatan belajar di museum ini perlu dipupuk terus menerus sebagai upaya pelestarian budaya. Terlebih lagi selama ini pembelajaran sejarah hanya melalui teori-teori di sekolah saja, sehingga kegiatan belajar di museum ini menjadi suatu bentuk terobosan dalam pembelajaran melestarikan kebudayaan.

Sementara itu, Abdullah Abu Bakar selaku Walikota Kediri menjelaskan, pihak Pemkot Kediri sangat mengapresiasi hadirnya kegiatan tersebut, karena kegiatan belajar Aksara Jawa Kuno ini sekaligus sebagai wujud kepedulian para generasi muda Kota Kediri dengan peninggalan bersejarah di Museum Airlangga.

Lebih lanjut, Mas Abu menjelaskan, metode belajar di museum seperti ini dapat dilanggengkan ke depannya, karena menjadi metode belajar terbaru bagi para generasi muda. Selain itu kegiatan belajar ini dapat meningkatkan minat genrasi muda untuk mengunjungi museum. Maka dari itu, peninggalan sejarah dan pesan-pesan yang terkandung di setiap detailnya bisa tetap terjaga.

Semoga dengan adanya konteks pembelajaran yang berbeda ini, kegiatan belajar Aksara Jawa Kuno di Museum Airlangga dapat menghadirkan pengalaman baru dan lengkap bagi semua pesertanya. Sekaligus dengan kegiatan belajar Aksara Jawa Kuno tersebut bisa membumikan museum di dunia maya. Lebih jauh kegiatan tersebut dapat menjadi rangsangan agar para generasi muda semakin terpacu mempelajari benda-benda lain koleksi museum.

Daerah Anda tertarik memiliki platform teknologi perpustakaan digital? Hubungi partnership@aksaramaya.com atau 0859106725577

Salam literasi!