Kabar Aksaramaya
Banyak anak-anak di desa-desa terpencil di negara Kolumbia yang tidak memperoleh pendidikan layak, sampai-sampai buku cerita satu pun tidak dimiliki oleh mereka. Namun berkat adanya perpustakaan keledai yaitu Biblioburro membuat ratusan anak-anak di sana tidak buta huruf lagi.
Apa itu Biblioburro?
Biblioburro merupakan sebuah perpustakaan keledai pertama yang ada di dunia. Penggagas perpustakaan unik ini ialah seorang guru sekolah dasar di desa La Gloria, Kolumbia yang bernama Luis Soriano Bohorquez.
Konsep yang diusung Biblioburro adalah seperti halnya perpustakaan keliling, tetapi bukan memakai mobil melainkan dengan keledai. Perpustakaan unik ini mengantarkan buku-buku bacaan kepada anak-anak dengan dua burro alias keledai yang dinamai Alfa dan Beto.
Biasanya sebelum berangkat, Luis Soriano mengisi rak kayu yang disampirkan di punggung Alfa dan Beto dengan berbagai macam buku-buku koleksinya. Paling sering buku yang dibawa seperti buku fiksi remaja dan anak-anak. Namun, setiap beberapa hari sekali diselingi buku pelajaran
Luis Soriano selalu melakukan perjalanan enam sampai delapan jam (pulang-pergi) untuk mengunjungi anak-anak di desa-desa pelosok. Sesampainya di tempat tujuan, ia lantas meminjamkan buku koleksinya kepada anak-anak. Bahkan tak segan, ia juga membantu mereka mengerjakan PR sekolahnya.
Perjalanan yang ditenmpuh Luis Soriano dengan dua keledainya dalam menyampaikan ilmu tidaklah selalu lancar. Bahkan, Ia pernah mengalami kecelakaan dan sempat dirampok di tengah perjalanan. Namun, semua halangan itu tidak menyurutkan niatnya untuk melanjutkan misi mulia Biblioburro.
Ide Membuat Perpustakaan Keledai Keliling
Sewaktu kecil, Luis Soriano senang sekali membaca, tetapi mengalami kesusahan untuk mendapatkan buku-buku bacaan. Hal Inilah yang membuat ia sangat bersemangat menjalankan misi mulia membuat perpustakaan keledai keliling.
Sebab, ia ingin anak-anak di desa-desa memiliki minat baca dan edukasi yang layak seperti anak di perkotaan. Nah, ide menderikan Biblioburro sendiri muncul di tahun 1990. Saat itu, Luis Soriano memperoleh ide ketika melihat kedua keledainya, dan berpikir untuk mempekerjakannya.
Alhasil, karena ia juga sangat memperhatikan pendidikan bagi anak usia dini, maka ia menggabungkan kedua hal tersebut. Kemudian, Luis Soriano memulai memasang rak untuk diletakkan di punggung kedua keledainya.
Berawal dari 70 Buku Saja
Pada awalnya buku-buku yang dibawa perpustakaan keledai ini cuma berupa buku cerita, tetapi lambat laut diselingi dengan buku pengetahuan. Bahkan koleksi buku dari Biblioburro saat pertama kali merintis tidak lebih dari 70 buah.
Lalu, Luis Soriano menulis surat kepada Juan Gossain yang seorang jurnalis dan penulis untuk memintanya menyumbangkan satu eksemplar novel miliknya untuk koleksi Biblioburro. Terkesan dengan usaha dari Luis Soriano, Gossain pun mempromosikan perpustakaan keledai ini di program radio yang dipandunya.
Sejak saat itu, Biblioburro mengalami banjir sumbangan buku yang secara terus menerus berdatangan, sehingga sekarang koleksi bukunya mencapai ribuan buku.
Buku-buku sumbangan tersebut bahkan mencapai langit-langit rumah Luis Soriano. Berkat banyaknya bantuan, sekarang ini Biblioburro sudah memiliki gedung perpustakaan sendiri untuk menyimpan koleksi buku-buku.
Walaupun masih kecil, gedung perpustakaan Biblioburro, bisa dijadikan tempat Luis Soriano mengajar dan membacakan buku dalam kondisi yang lebih layak kepada anak-anak. Berkat dedikasinya ini, ia dan Biblioburro sudah berkali-kali mendapatkan penghargaan.
Meskipun sejauh ini perpustakaan keledai sudah membuat sekitar 4.000 anak di desa-desa terpencil menjadi melek huruf, akan tetapi prosesnya jauh dari kata mudah. Bahkan, hal yang patut diacungi jempol adalah semua perjuangan yang dilakukan Luis Soriano didasari dengan ketulusan dan tanpa dibayar. Salam Literasi
Daerah Anda ingin mengembangkan budaya literasi melalui platform teknologi perpustakaan digital? Hubungi partnership@aksaramaya.com atau 0859106725577