Kabar Aksaramaya
Rabu, 12 September 2018, Aksaramaya selaku perusahaan penyedia teknologi aplikasi buku bacaan digital, menggelar sebuah talk show dengan membawakan sebuah tema “Peran Perpustakaan Dalam Mengembangkan Industri Buku Di Masa Depan”. Talkshow ini diadakan dengan tujuan agar peran perpustakaan digital kedepannya dapat bersaing secara kompetitif dengan platform lainnya dalam menyediakan konten-konten bermanfaat bagi masyarakat.
Acara talkshow tersebut berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC) pada ajang Pameran Buku Internasional Indonesia 2018 di Jakarta. Sedangkan, talkshow ini diisi secara langsung oleh Sulasmo Sudharno selaku CEO Aksaramaya yang menitik beratkan penjelasan mengenai peran penting perpustakaan digital di masa depan.
Sulasmo Sudharno selaku CEO Aksaramaya mengatakan, bahwa transformasi digital merupakan sebuah keniscayaan dalam perpustakaan, karena era digital bukan untuk komersialisme melainkan sebagai media kolaborasi.
Sebab perkembangan teknologi saat ini, memungkinkan sebuah perpustakaan untuk bisa hadir di tengah-tengah masyarakat tanpa perlu khawatir terkendala oleh jarak ataupun waktu. Hal tersebut sangat berperan dalam upaya peningkatan literasi bangsa.
Menurut Sulasmo, sudah tidak zamannya lagi, sebuah perpustakaan menunggu pemustakanya untuk datang. Namun, seharusnya sekarang perpustakaan bisa diakses oleh siapa pun, kapan pun, dan dimana pun dari berbagai tempat sekaligus.
Aksaramaya dalah perusahaan pengembang teknologi aplikasi perpustakaan digital yang produk aplikasinya bisa diunduh di smartphone android maupun laptop. Aplikasi digital library tersebut berguna untuk memudahkan seseorang untuk membaca buku digital resmi terbitan dari para penerbit secara daring (dalam jaringan), sehingga tidak usah repot-repot membeli buku maupun meminjam buku jika tidak bisa datang langsung ke perpustakaan fisik.
Aplikasi digital library dari Aksaramaya ini telah diterapkan oleh berbagai pihak. Para pihak-pihak yang telah berkerja sama dengan Aksaramaya dalam mengembangkan perpustakaan digital di antaranya ialah Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) yang meluncurkan aplikasi iPusnas. Selain itu ada juga perpustakaan-perpustakaan daerah yang juga sudah turut meluncurkannya antara lain adalah iJakarta, iNgawi, dan iTangsel.
Lebih lanjut, Sulasmo mengatakan, setiap aplikasi perpustakaan digital tersebut membeli koleksi buku digital yang dapat berbentuk file pdf, audio, epub, video, ataupun animasi dari penerbit resmi. Satu judul buku dapat mempunyai lima kopi yang dapat diakses secara bersamaan atau bahkan lebih. Buku-buku digital tersebut dilindungi hak ciptanya, sehingga tidak dapat diperbanyak tanpa seizin dari si penerbit. Selain itu, setiap buku-buku digital itu dikelola dan dilindungi supaya tidak dapat disalin dan diambil oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Berdasarkan data yang dikemukakan oleh Perpusnas, sejak aplikasi iPusnas diresmikan padai tahun 2016, jumlah pemustaka aplikasi tersebut untuk komputer maupun smartphone android sudah mencapai 150.000 orang. Sedangkan untuk jumlah kegiatan peinjam meminjam buku dengan aplikasi iPusnas berjumlah 987.369 kali.
Sementara, Joko Santoso selaku Kepala Biro Hukum dan Perencanaan Perpusnas Joko Santoso menyampaikan, animo masyarakat dalam mengakses aplikasi perpustakaan digital iPusnas sangat menggembirakan. Apalagi, sekarang ini banyak kabupaten maupun kota yang berinisiatif dalam mengembangkan perpustakaan digital masing-masing dengan tentunya kerja sama dengan Aksaramaya.
Meskipun, Indonesia memiliki jumlah perpustakaan terbanyak nomor dua terbanyak setelah India, yaitu 153.000 perpustakaan. Namun, setelah ditelaah lebih dalam, hanya 8% masyarakat Indonesia yang mengakses perpustakaan. Permasalahannya antara lain ialah jarak rumah cukup jauh dari perpustakaan, tidak adanya waktu untuk mengunjungi perpustakaan, dan tidak ada bahan bacaan yang sesuai minat masyarakat.
Dampaknya yaitu masyarakat mencari konten-konten di internet. Sebab, keterampilan literasi digital yang masih rendah, sehingga membuat masyarakat kebanyakan membaca tulisan di media sosial yang belum tentu benar faktanya yang rata-rata merupakan opini pribadi. Parahnya lagi yang dibaca tersebut tidak jarang adalah berita hoaks. Hadirnya perpustakaan digital memberikan harapan untuk bacaan yang telah terverifikasi dan dapat dipertanggungjawabkan untuk dinikmati oleh masyarakat.
Sedangkan, Hendy Setyawan selaku Pelaksana Harian Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan DKI Jakarta dalam talkshow tersebut juga mengungkapkan, bahwa aplikasi iJakarta telah disosialisasikan ke sekolah-sekolah seluruh Jakarta.
Sebab, sosialisasi aplikasi iJakarta ini menjadi salah satu cara dalam meningkatkan motivasi siswa agar gemar membaca. Selain itu, juga dilaksanakan berbagai macam perlombaan seperti membaca cerita dongeng ataupun cerita lainnya yang bersumber dari koleksi buku di aplikasi iJakarta untuk tingkat SD.
Daerah Anda ingin mengembangkan budaya literasi melalui platform teknologi perpustakaan digital? Hubungi partnership@aksaramaya.com atau 0859106725577