Komunitas Kanaditya Ajak Anak-Anak Mengenal Literasi Kuliner di Pasar

logo-18

Kabar Aksaramaya

Sabtu, 2 November 2019, Komunitas Kanaditya tengah menghadirkan sebuah program kegiatan Literasi Kuliner kepada sekitaran 30 anak-anak buruh suwun. Kegiatan Literasi Kuliner tersebut digelar di aula serba guna Pasar Badung, Bali. Puluhan anak-anak tersebut diajak untuk mengikuti berbagai macam kegiatan seru yang dihadirkan oleh para relawan dari Komunitas Kanaditya tersebut.

Komunitas Kanaditya adalah sebuah komunitas yang berfokus kepada kegiatan literasi, edukasi, dan sosial works. Komunitas Kanaditya ini dibentuk pada Januari tahun 2012 serta didirikan oleh Debby Lukito Goeyardi, B.Sc  dan Dewa Gede Agung Dharmayasa. Komunitas tersebut secara terus menerus memberikan kesempatan bagi siapa pun untuk menjadi relawan.

Nama komunitas Kanaditya sendiri berasal dari dua kata sansekerta yaitu, Kanaka dan Aditya yang dua-duanya punya arti matahari. Nilai filosofis dari Kanaditya cukup sederhana, yakni di mana kita tahu matahari menyinari bumi tanpa pamrih dan tidak melihat siapa pun yang disinarinya dan tetap bersinar. Oleh sebab itu, Komunitas Kanaditya melakukan kebaikan tanpa pamrih dan universal.

Komunitas Kanaditya tidak terikat dengan agama mana pun, rasa apa pun, bahkan tidak terafiliasi dengan politik dan komunitas ini tidak melihat kamu siapa. Sedangkan, untuk target dalam berbagai kegiatan Komunitas Kanaditya ialah unseen people dan unseen children. Komunitas ini berpikir bahwa semua orang berhak mempunyai kebahagiaan dan termasuk pula anak-anak.

Komunitas Kanaditya dalam mengimplementasikan misi komunitasnya menghadirkan empat program yang terdiri dari Culinary Literacy, Bina Anak Cinta Aksara (B.A.C.A), Book for Love Campaign, dan Literasi untuk Semua. Pertama, program Culinary Literacy atauliterasi kuliner yang menargertkan anak-anak yang kurang mampu dan berkebutuhan khusus. Selain itu juga target lainnya yaitu perempuan yang dibina di Lapas Perempuan Kelas IIA Denpasar.

Pada kegiatan ini anak-anak diajarkan untuk memasak makanan yang sehat dan diberi edukasi betapa pentingnya sarapan dan membawa bekal sendiri. Sementara itu, bagi warga binaan permasyarakatan (WBP) lapas lebih diajarkan terkait cara memasak berbagai jenis masakan yang kelak dapat mereka perjual belikan, jika telah keluar dari lapas.

Kedua, program B.A.C.A yang ditujukan untuk meningkatkan minat baca anak-anak, sehingga ke depannya anak-anak dapat memiliki kebiasaan baik untuk membaca buku. Program ini pula membantu perpustakaan lokal yang sedang membutuhkan bantuan buku.

Ketiga, program Book for Love Campaign adalah sebuah kegiatan dalam mengumpulkan buku-buku bacaan dan alat tulis yang nantinya akan dikirim ke daerah-daerah pelosok di Indonesia Timur.

Terakhir, program Literasi untuk Semua adalah kegiatan yang diadakan setiap tiga bulan sekali oleh Komunitas Kanaditya. Tujuan dilakukannya program tersebut untuk mewujudkan masyarakat, termasuk anak-anak yang lebih terliterasi dengan berbagai macam kegiatan literasi yang mengasyikkan dan bermanfaat, sekaligus pemberdayaan masyarakat melalui literasi.

Debby Lukito Goeyardi founder Komunitas Kanaditya pada kegiatan Culinary Literacy yang diadakan di Pasar Badung, Bali tersebut mengatakan, kegiatan Culinary Literacy kesempatan kali ini adalah mengadakan kelas memasak Jumeokbap. Masakan Jumeokbap aslinya merupakan sebuah masakan Korea yang berupa nasi kepal yang diisi dengan olahan daging ikan tuna dan kimchi. Namun, Komunitas Kanaditya membuat isiannya diganti dengan daging ayam teriyaki yang pasti akan lebih sesuai untuk lidah orang-orang Indonesia.

Komunitas Kanaditya memilih resep nasi kepal  tersebut untuk dimasak bersama dalam kelas memasak, karena semua anak-anak akan dapat terlibat dalam pembuatannya dan kegiatan mengepal nasi dapat merangsang motorik kasar anak-anak. Makanan Jumeokbap ini mudah untuk dibuat, resepnya pun menggunakan bahan yang mudah diperoleh, praktis serta unik.

Lebih lanjut, Debby Lukito mengatkan, berkat Culinary Literacy tersebut, Komunitas Kanaditya mengharapkan anak-anak kedepannya akan mempunyai rasa percaya diri, bahwa anak-anak mampu berkreasi secara mandiri melalui life skill yang telah dimiliki. Tidak hanya itu, anak-anak ini pula diharapkan dapat semakin menghargai dan mencintai diri sendiri melalui perantara makanan yang mereka konsumsi yang akan bisa berpengaruh pada kesehatan.

Keterampilan literasi kuliner yang telah diajarkan tersebut, tentunya juga akan bermanfaat saat mereka dewasa kelak. Tidak hanya perempuan saja, namun laki-laki pun sebaiknya harus memahami keterampilan memasak, karena hal tersebut merupakan salah satu keterampilan dasar yang harus dipunyai oleh setiap orang untuk bertahan hidup.

Daerah Anda ingin mengembangkan budaya literasi melalui platform teknologi perpustakaan digital dan spot baca? Hubungi partnership@aksaramaya.com atau 0859106725577

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.