Peace Literacy Institute Indonesia Ajak Pemuda Papua Perkuat Literasi Perdamaian

logo-18

Kabar Aksaramaya

Senin, 10 April 2023, Peace Literacy Institute Indonesia (PLII) bekerjasama dengan dengan Baptis World Allience atau BWA mengadakan nonton barang film Gandhi di Gereja Baptis Yame, Hewam, Jayapura. Acara tersebut diadakan dengan tujuan untuk mengajak para pemuda di Papua untuk memperkuat literasi perdamaian di daerah.

Perlu diketahui, bahwa fokus utama PLII yaitu bergerak di bidang literasi perdamaian di Tanah Papua. Sedangkan kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh PLII, di antaranya lewat gerakan pelatihan menulis, advokasi gerakan berliterasi membaca, menulis dan berdiskusi.

Acara nonton bareng film Gandhi ini diikuti oleh berbagai kalangan mulai dari anak-anak, pemuda, sampai orangtua. Adapun, acara nobar ini diawali dengan pelepasan tiga burung merpati sebagai sebuah simbol dimulainya gerakan perdamaian di Tanah Papua, dan acara ditutup dengan dilangsungkannya diskusi bersama seputar gerakan Gandhi.

Sedikit, tentang film Gandhi yang berdurasi hampir tiga jam ini mengkisahkan perjuangan Gandhi dalam menunutut hak-hak bangsanya dari penjajahan Inggris. Hal yang dilakukan olehnya untuk mencapai tujuan tersebut yaitu dengan jalan kampanye anti kekerasan yang bersumber dari ajaran Hartal, Swadesi, Ahimsa, dan Satyagraha.

Pada sambutannya, Agus Khudlori selaku Deputi Program Peace Literacy Institute Indonesia menyatakan, bahwa sosok Gandhi sudah menjadi ikon gerakan perdamaian di dunia. Ia berharap melalui film Gandhi ini bisa menjadi inspirasi bagi semua orang untuk mewujudkan perdamaian di Tanah Papua.

Menurut Agus, Mahatma Gandhi merupakan sosok tokoh yang memperjuangkan kesetaraan, keadilan, kebebasan, dan tanpa kekerasan sedikitpun. Walaupun harus menghadapi berbagai risiko kekerasan dan intimidasi, Gandhi tetap dengan cara-cara yang damai.

Maka dari itu, Gandhi mengajarkan kita semua bahwa ketidakadilan serta penindasan dapat dilawan dengan cara damai dan tanpa kekerasan. Apabila kekerasan dilawan dengan kekerasan, maka hanya akan menghasilkan menumbuhkan kekerasan baru.

Lebih lanjut, Agus menyatakan, bahwa perdamaian merupakan hak asasi semua umat manusia tanpa terkecuali. Menurut pandangannya tanpa perdamaian manusia tidak akan dapat berbuat apa-apa, sehinga ia mengajak semua pihak bersama-sama menjaga perdamaian di dunia, Indonesia, dan khususnya di Tanah Papua.

Sementara itu, Pares Wenda selaku Ketua Pemuda Baptis se-dunia Perwakilan Indonesia dari Papua menyampaikan, bahwa ada tugas berat untuk membangun perdamaian di Tanah Papua. Meski berat, narasi perdamaian harus dimulai dibangun dari dalam diri masing-masing terlebih dahulu.

Menurut Wenda komunikasi tentang literasi perdamaian sangat perlu dibangun bersama-sama. Adapun dengan menonton film Gandhi ini, sangat berperan penting dikarenakan bisa melahirkan figur yang konsen terhadap perdamaian.

Lebih lanjut, Pares Wenda berharap semoga perjuangan Gandhi menjadi inspirasi proses perdamaian di Papua, seperti sosok Gus Dur kalau di Indonesia. Selain itu, semoga suara dari ufuk timur Papua ini dapat membawa terang perdamaian untuk semua. Salam Literasi!

Daerah Anda ingin mengembangkan budaya literasi melalui platform teknologi perpustakaan digital? Hubungi partnership@aksaramaya.com atau 0859106725577