Baca Di Tebet: Perpustakaan Unik & Paling Homey di Jakarta

logo-18

Kabar Aksaramaya

Pada umumnya, kebanyakan perpustakaan identik dengan suasana yang kaku dan membuat bosan. Tapi tau nggak sih Sahabat Literasi, ternyata ada perpustakaan yang suasananya sangat homey, yang bikin kalian nyaman selama membaca buku ada di sana. Yups, perpustakaan tersebut bernama Baca Di Tebet.

Perpustakaan ini didirikan oleh Kanti W Janis bersama dengan Wien Muldian dengan menyediakan sekitar 20.000 koleksi buku bacaan yang akan selalu diupgrade oleh para pustakawannya. Buku-buku koleksi yang tersedia di perpustakaan ini sebagian besar adalah milik pribadi Wien, milik Kanti, dan ada pula yang dari sumbangan donatur.

Perpustakaan yang terletak di Jalan Tebet Dalam Raya Nomor 29, Tebet, Jakarta Selatan ini dibuka pada hari Minggu, Selasa, Rabu, dan Kamis. Sedangkan, jam bukanya sendiri adalah pukul 10.00 WIB -18.00 WIB. Sementara itu, pada hari Jumat dan Sabtu hanya buka pukul 12.30 WIB-20.30 WIB, akan tetapi untuk hari Senin dan hari libur nasional, perpustakaan ini tutup atau tidak beroperasi.

Bukan cuma menyediakan berbagai jenis buku bacaan yang disusun dalam rak-rak yang tinggi. Perpustakaan Baca Di tebet juga menyediakan beberapa ruang yang dapat digunakan oleh para pemustakanya, mulai dari Ruang Diskusi dan Ruang Temu.

Adapun, Ruang Temu Roy B.B. Janis yang ada di perpustakaan initidak hanya diperuntukkan sebagai tempat baca saja. Namun juga dapat digunakan untuk tempat berdiskusi, bermain musik, dan bernyanyi.

Kemudian bagi pemustaka yang membutuhkan ketenangan, perpusatakaan Baca Di Tebet juga menyediakan dua ruang yang bisa digunakan, yaitu Ruang Pikir dan Ruang Baca dan. Selain itu ada pula Ruang Karya, kafe Makan di Tebet, sampai Tidur di Tebet. Menarik banget, ya Sahabat Literasi!

Cara Berkunjung ke Baca Di Tebet

Tak seperti perpustakaan pada umumnya yang di mana setiap pemustaka bisa datang kapan saja. Perlu diketahui jika mau berkunjung ke Baca Di Tebet, calon pemustaka harus melakukan reservasi terlebih dahulu dengan registrasi kunjungan dulu.

Tujuan dari registrasi tersebut agar perpustakaan tidak overcrowded dan malah membuat pemustaka lain tidak nyaman. Nah, berikut ini cara-cara berkunjung ke Baca Di Tebet:

  1. Melakukan registrasi terlebih dahulu lewat website https://bacaditebet.id/daftar/
  2. Selanjutnya pilih jenis tiket, laluk klik “Daftar”. Ada tiket harian, bulanan, tahunan pelajar/mahasiswa, dan tahunan untuk umum.
  3. Kemudian pilih tanggal kunjungan dan jumlah tiket.
  4. Lalu melakukan pembayaran
  5. Datang sesuai dengan jadwal.

Memesan Makanan dan Minuman

Perpustakaan Baca Di Tebet berada di lantai dua gedung, dengan menyediakan kursi dan meja kayu yang benar-benar nyaman seperti berada di rumah sendiri. Sedangkan lantai satunya difungsikan sebagai resto Makan di Tebet.

Perpustakaan ini mengizinkan pemustakanya untuk membawa makanan dan minuman, akan tetapi hanya boleh makan di Ruang Temu. Sementara itu, pada Ruang Fikir, Ruang Baca dan Ruang Karya, cuma diperbolehkan membawa minuman.

Nah, sebelum naik ke lantai dua, pemustaka bisa terlebih dahulu memesan makanan di Makan di Tebet, seperti Mushroom Beef, Tuna Matah Bali Pasta, Cheese Burger, atau Sate Vegetarian Matah Bali. Ada pula menu kopi dan non kopi yang dijual mulai dari harga Rp 5.000-Rp 37.000, seperti Cafe Latte, Americano, Milkshake, dan Chamomile Tea.

Tidak Diperbolehkan Membawa Pulang Buku

Perlu Sahabat Literasi ketahui, bahwa hanya anggota tahunan saja yang diizinkan meminjam buku untuk dibawa pulang. Namun, bagi pemustala yang beli tiket harian atau anggota bulanan cuma diperbolehkan membaca di sini, tapi tidak bisa dibawa pulang.

Hal tersebut dilakukan, karena untuk berjaga-jaga jika yang bersangkutan tidak mengembalikan buku. Sebab, terdapat banyak buku dengan harga tinggi sampai jutaan rupiah, sehingga biaya keanggotaan bulanan saja tidak dapat mengcover kerugian. 

Tidak Boleh Membawa Anak Kecil

Baca di Tebet adalah perpustakaan untuk individu berusia 12 tahun ke atas. Jadi, bagi anak-anak kecil tidak diizinkan untuk masuk. Menurut si pemilik, peraturan tersebut dibuat demi mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

Soalnya, pemiliki perpustakaan ini tidak mau Baca Di Tebet menjadi tempat penitipan anak. Nanti orang tuanya datang ke sini nanya “ini anak saya sudah makan atau belum?”, sehingga pihak pengurus tidak mau terjadi seperti itu.

Namun dalam waktu dekat, Wien sebagai pemilik berencana untuk meletakkan rak khusus berisi buku bacaan anak di lantai satu, berdekatan dengan Makan di Tebet. Alhasil, anak-anak kecil dapat membaca buku di area tersebut.



Hindari Jam-Jam Ramai

Bagi pemustaka yang ingin berkunjung ke perpustakaan Baca Di Tebet bisa datang sesuai kebutuhan. Namun, pada hari Jumat dan Sabtu, perpustakaan ini cenderung ramai, lho Sahabat Literasi, karena banyak orang biasanya nyari waktu yang bisa sampai malam.

Maka dari itu, bagi pemustaka yang ingin membaca buku di perpustakaan ini hindarilah hari Jumat dan Sabtu. Adapun, Baca Di Tebet juga membatasi pemustaka hingga maksimal 50 orang saja. Aturan tersebut diterapkan karena dulu pernah ada waktu ketika para pemustaka membeludak sampai di atas 60 orang, sehingga mengganggu kenyamanan sesama pembaca. 

Demikianlah tadi pembahasan mengenai perpustakan Baca Di Tebet yang unik dan mempunyai suasan Homey layaknya rumah sendiri. Tak heran bila perpustakaan ini memiliki banyak pemustaka yang berkunjung, karena beragam fasilitasnya yang lengkap dan layak, sehingga membuat para pengunjung betah berlama-lama berada di tempat ini. Salam Literasi!

Daerah Anda ingin mengembangkan budaya literasi melalui platform teknologi perpustakaan digital? Hubungi partnership@aksaramaya.com atau 0859106725577