Festival Banyuwangi Jaman Begen Hadirkan Edukasi dan Literasi Budaya Suku Osing

logo-18

Kabar Aksaramaya

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur kembali menggelar Festival Banyuwangi Jaman Begen. Festival tersebut diadakan di Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Banyuwangi dan diselenggarakan mulai tanggal 11 sampai 17 Juni 2023 ini, memamerkan ratusan benda-benda zaman dulu yang ditemukan di wilayah Banyuwangi.

Benda-benda zaman dahulu yang dimaksud adalah berbagai macam benda kuno nan bersejarah, mulai dari yang berbahan tanah liat, batu, kayu, dan keramik. Selain itu, batu akik, tombak, arca, lingga yoni, lemari rias kuno, dan keris pun juga turut dipamerkan di Festival Banyuwangi Jaman Begen ini.

Festival yang digelar selama sepekan ini dirangkai dengan berbagai macam agenda menarik, di antaranya Pertunjukan Rengganis, Lomba Teater Osing, Bioskop Keliling Kecagarbudayaan, Belajar Bersama di Museum, dan Night Accoustic Performe. Selain itu, juga diadakan seminar hasil kajian koleksi-koleksi museum Blambangan, Night Accoustic Show, dan Rindik Music Performe.

Pengunjung selain dikenalkan dengan benda-benda antik, juga diperkaya wawasan dan informasi tentang sejarah kabupaten Banyuwangi. Hal tersebut tentunya akan membuat sahabat literasi semakin bangga dengan beragamnya warisan nenek moyang Bangsa Indonesia.

Puluhan pelajar mulai dari jenjang SD sampai SMA memadati kantor Disbudpar Banyuwangi untuk belajar bersama di museum pada Festival Banyuwangi Jaman Begen. Pada acara tersebut, para pelajar diberi pemaparan materi terkait mansukrip, artefak masa kolonial, dan kepurbakalaan. Kegiatan belajar bersama di acara festival tersebut menjadi sarana edukasi yang menarik bari para generasi muda, sekaligus menjadi ajang pengenalan daerah tempat tinggal mereka secara lebih mendalam. 

Pada hari kedua Festival Banyuwangi Jaman Begen menjadi tembah seru karena diadakan lomba Teater Osing (Celathu). Lomba Teater ini menjadi sarana untuk peningkatan literasi pelajar dalam berbahasa Osing. Harapannya lomba teater ini bisa memotivasi generasi muda, supaya terus melestarikan dan menggunakan bahasa Osing dalam berkehidupan sehari-sehari.

Tidak cuma itu saja, Festival Banyuwangi Jaman Begen ini juga dimeriahkan dengan alunan live musik dari musisi lokal Banyuwangi dari pagi hingga malam tiba. Momen tersebut tentunya menjadi alternatif hiburan bagi masyarakat Banyuwangi dan menjadi tempat nongkrong baru yang positif bagi anak muda. Bazar UMKM yang menyediakan berbagai jenis aneka jajanan juga tersedia pada acara festival tersebut sampai malam hari. 

Puluhan orang yang mengunjungi festival ini dikagetkan oleh suara cekikan khas dari bangunan tua di halaman kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi. Suara cekikan tersebut tak lain tak bukan, bersumber dari seseorang yang bercosplay menjadi sosok Mak Lampir yang merupakan tokoh utama dalam cerita mitologi Gunung Merapi.

Sosok Mak Lampir yang hadir di tengah-tengah Festival Banyuwangi Jaman Bengen tersebut memberikan nuansa lawa acara lebih kian kentara. Mak Lampir berkeliling mulai dari satu stan ke stan yang lainnya untuk memeriahkan acara tersebut. Selain adanya sosok Mak Lampir, ada juga Erik Ardian selaku salah satu aktor Misteri Gunung Merapi yang hadir.

Festival yang diisi oleh kumpulan orang-orang hebat tersebut, harapannya dapat memberikan nostalgia yang indah kepada para pengunjung yang datang, sekaligus bisa meningkatkan literasi budaya Osing dan memberikan edukasi untuk para generasi muda. Salam Literasi!

Daerah Anda ingin mengembangkan budaya literasi melalui platform teknologi perpustakaan digital? Hubungi partnership@aksaramaya.com atau 0859106725577