Festival Tunas Bahasa Ibu 2023: Sarana Revitalisasi Bahasa-Bahasa Daerah di Indonesia

logo-18

Kabar Aksaramaya

Senin, 13 Februari 2023, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyelenggarakan Festival Tunas Bahasa Ibu Nasional (FTBIN) tahun 2023 di The Sultan Hotel & Residence, Jakarta. Acara yang diadakan oleh Kemendikbudristek ini merupakan bentuk apresiasi kepada para penutur bahasa daerah muda dengan jenjang usia mulai 7 hingga 15 tahun.

Tema yang diakat pada kegiatan FTBIN tahun 2023 ini ialah “ Revitalisasi Bahasa Daerah untuk Pendidikan Multilingual dalam Payung Merdeka Belajar “. Berkat program Merdeka Belajar-17 dan Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD), pihak Badan Bahasa terus menerus menggalakkan upayanya dalam melindungi bahasa daerah berbasis sekolah, komunitas, ataupun keluarga.

Pada acara tersebut tampak hadir sejumlah bupati dari berbagai daerah di Indonesia, para guru, kepala sekolah, dan dosen untuk menyaksikan acara FTBIN 2023 ini. Selain dihadiri secara langsung oleh Mendikbudristek, Kepala Badan Bahasa dan beberapa pimpinan eselon 1 Kemdikbudristek juga hadir pada acara meriah ini.

Pembukaan acara Festival Tunas Bahasa Ibu Nasional (FTBIN) 2023 ini diawali dengan disuguhkan lagu-lagu berbahasa daerah dari berbagai provinsi di Indonesia. Penampilan nyanyian tersebut ditampilkan oleh putra-putri terbaik Bangsa dari berbagai daerah yang silih berganti menyanyikan lagu khas daerahnya masing-masing.

Lagu-lagu yang dinyanyikan meliputi lagu Jawa, Sunda, Ambon, Bugis, Toraja, Ternate, Papua, Medan, Dayak, dan lagu daerah yang lainn. Sedangkan ada penampilan lain yaitu mendongeng dalam bahasa Batak dari Sumatera Utara dan satunya dengan bahasa Sula dari Maluku Utara yang ditampilkan oleh dua putri terbaik Indonesia.

Nadiem Anwar Makarim selaku Mendikbudristek dalam pembukaan FTBIN 2023 menyampaikan, bahwa besar harapan pemerintah supaya para pelajar yang mengikuti kegiatan Festival Tunas Bahasa Ibu Nasional (FTBIN) 2023 di daerah maupun nasional untuk tetap semangat dalam belajar dan semangat melestarikan serta menggunakan bahasa daerah masing-masing.

Menurut Mendikbudristek, terdapat 215 siswa peserta sekaligus pemenang dan utusan dari 13 Provinsi mendengarkan arahan dengan seksama dalam acara FTBIN 2023 ini hingga membuat mereka tampak semangat. Pihak Kemendikbudristek juga menyediakan beberapa buku-buku cerita anak yang berbahasa daerah sebagai bagian dari pengayaan pembelajaran.

Faktanya penyediaan buku-buku cerita anak yang berbasis bahasa daerah tersebut dapat mendukung penggunaan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar dalam proses pembelajaran di kelas-kelas awal (kelas 1-3 SD), sehingga siswa-siswi familiar dengan bahasa daerahnya masing-masing.

Peran mobilisasi para guru, fasilitator, dan pegiat bahasa daerah sangatlah penting sebagai narasumber, sehingga dapat menyediakan forum apresiasi berupa festival bagi penutur muda bahasa daerah yaitu FTBI dan bisa meningkatkan kualitas pendidikan pula.

Lebih lanjut, Menteri Nadiem menyampaikan, bahwa pihak Kemendikbudristek sangat mengapresiasi atas gerakan gotong royong yang diupayakan oleh 16 kepala daerah, di antaranya yaitu Gubernur Kalimantan Tengah, Gubernur Nusa Tenggara Barat, Gubernur Bali, Gubernur Jawa Tengah, Gubernur Sulawesi Selatan, Bupati Buru, Bupati Tapanuli Selatan, Bupati Kotawaringin Barat, Bupati Lombok Timur, Bupati Pangandaran, Bupati Alor, Bupati Paser, Walikota Parepare, Bupati Sarmi, Bupati Maluku Tenggara, dan Bupati Sula yang sudah turut serta menyukseskan program Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) di wilayah administratifnya masing-masing.

Prof. E. Aminudin Aziz, M.A., Ph.D., selaku Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dalam laporan kegiatannya mengungkapkan, bahwa bahasa-bahasa daerah adalah sebuah aset negara yang sangat penting dan berharga. Pada bahasa daerah terkandung nilai-nilai, pengetahuan, dan pemikiran yang adi luhung.

Menurut Aminudin, bahwa di Indonesia terdapat 718 bahasa daerah yang menunjukkan daya hidup serta vitalitas yang menurun. Praktik dan model pelestarian bahasa daerah di masa lampau menurut beliau lebih mengerucutkan kepada aspek pagelaran sastra daerah yang memiliki sifat sporadis, dan tidak langgeng. Guna mencegah punahnya kekayaan budaya, program revitalisasi bahasa daerah dengan metode atau pendekatan baru sangat perlu dilakukan.

Pada tahun 2023 ini, pihak Kemdikbudristek melalui bagian Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Tengah berencana akan merevitalisasi bahasa Pamona, bahasa Banggai, bahasa Kaili, dan bahasa Saluan. Pelaksanaan revitalisasi tersebut diperkirakan selama 1 tahun lamanya yang bekerja sama dengan pemerintah daerah serta komunitas bahasa di daerah bahasa yang direvitalisasi tersebut. Salam Literasi!

 

 

Daerah Anda ingin mengembangkan budaya literasi melalui platform teknologi perpustakaan digital? Hubungi partnership@aksaramaya.com atau 0859106725577