8 Tahapan Menulis Bagi Anak Usia Dini

logo-18

Kabar Aksaramaya

Menulis adalah salah satu kemampuan dasar dan bagian dari literasi baca tulis yang pelu dikenalkan dan dipelajari oleh anak sejak dini. Oleh karena itu, jika orang tua ingin mengajari anak menulis, ada tahapan menulis anak usia dini yang perlu Sahabat Literasi ketahui.

Keterampilan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk dimiliki oleh anak-anak di mana pun juga. Sebab apapun kegiatan yang dihadapi oleh anak akan melibatkan aktivitas menulis. Contohnya, saat di sekolah pada pelajaran tertentu, anak diharuskan untuk menulis ketika menyalin dan menjawab soal-soal latihan.

Kurangnya kemampuan menulis ini bisa menyebabkan berbagai permasalahan belajar bagi anak, seperti tidak fokus pada saat belajar, dan tidak bisa menjawab soal secara tertulis. Walaupun secara verbal ia bisa melakukannya dengan baik, akan tetapi hal tersebut bisa menjadi kekhawatiran dan perhatian besar bagi guru dan orang tua.

Memang setiap pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berbeda-beda. Namun, setiap orang tua dapat mengacu pada tahapan menulis anak usia dini untuk mengajarkan Si Kecil dalam tulis menulis yang merupakan bagian dari literasi baca tulis. Berikut tahapan-tahapan menulis bagi anak.

  1. Tahap Pra Menulis

Tahapan menulis yang pertama untuk mengembangkan tulisan tangan terjadi pada fase pra-menulis, biasanya antara usia 2 tahun sampai 4 tahun. Pada tahap ini, anak-anak akan diharuskan untuk mengembangkan kemampuan motorik halus, melalui keterampilan jari.

Hal tersebut ialah saat mereka belajar memegang pensil, menggunakan gunting, menggambar bentuk dasar, dan memegang pensil. Kegiatan pra-menulis seperti halnya mewarnai dan menjiplak gambar bisa membantu anak untuk berkembang ke tahapan menulis anak usia dini selanjutnya.

  1. Tahap Mencoret atau Membuat Goresan

Tahap mencoret atau membuat goresan umumnya dimulai pada usia 2,5 sampai 3 tahun. Pada tahap ini, anak-anak akan mulai suka mencoret-coret, entah itu di kertas, dinding, lantai, atau apa saja yang dianggapnya dapat ditulis.

Jadi, sebagai orang tua jangan heran dan jangan lekas marah, kalau tembok rumah tiba-tiba penuh coretan. Hal ini merupakan salah satu tanda baik perkembangan si anak. Maka dari itu, sediakanlah peralatan untuk menulis, seperti pensil, buku gambar, cat, kertas, dan juga krayon.

  1. Tahap Pengulangan Secara Linier

Tahapan ketiga adalah tahap pengulangan secara linier yang biasanya dimulai pada usia 4 tahun. Pada masa ini, anak akan sering menelusuri bentuk-bentuk tulisan yang horizontal. Tulisan yang dihasilkan anak akan seperti membuat gambar rumput.

Sahabat Literasi yang sudah menjadi orang tua harus bisa menstimulasi anak dengan kegiatan yang berkaitan dengan alat tulis dan kertas. Contohnya, anak menjadi dokter dan orang tua menjadi pasien. Lantas dokter akan berpura-pura menulis resep obat, sehingga kegiatan ini bisa membantu anak untuk menyukai menulis.

  1. Tahap Memahami Konsep Tulisan

Menurut penelitian dari Georgia State University, sebelum anak benar-benar belajar untuk menulis, mereka perlu memahami bahwa tulisan mengandung sebuah makna. Hal Ini penting untuk dipahami anak sebelum merangkainya menjadi kalimat.

Kemudian, sesudah anak-anak menggunakan coretan untuk menyampaikan makna. Maka mereka akan perlahan menulis huruf-huruf alfabet, mempelajari bunyi-bunyi huruf, sampai mengeja satu kata.

  1. Tahap Membentuk Huruf

Sesudah anak melewati tahap pra-menulis, anak-anak akan melanjutkan ke pembentukan huruf. Pada tahap ini pula, mereka akan belajar bagaimana membentuk huruf dengan baik, benar dan konsisten.

Hal ini biasanya mulai terlihat di antara usia 4 sampai 7 tahun. Adapun menulis di papan tulis atau di pasir bisa membantu anak untuk melatih pembentukan huruf yang baik lagi benar.

  1. Tahap Menulis Secara Acak

Pada tahap yang keenam ini, anak-anak akan belajar tentang berbagai macam bentuk sebagai suatu tulisan, meskipun huruf yang muncul masih acak-acak. Tahapan menulis secara acak ini biasanya dimulai pada usia 5 tahun.

Maka dari itu, orang tua bisa menstimulasinya dengan memberikan gambar untuk dituliskan oleh si anak, meski kata yang muncul nantinya masih acak-acakan. Misalnya, “ibu gajah”, anak dapat menulis “ib gjah”. Tidak ada yang salah kok, tetapi teruslah untuk memicu anak untuk belajar.

  1. Tahap Menulis Nama

Nah, di tahap ini, anak-anak akan mulai memahami kalau kata-kata mewakili sebuah bunyi. Lantas, mereka pun akan mulai menuliskan apa yang didengarnya.

Tahapan ini umumnya akan muncul pada usia 5,5 tahun. Pada usia ini, anak-anak akan menulis nama dan bunyi secara bersamaan. Contohnya, si kecil menulis “dua” dengan “duwa”.

 

  1. Tahap Menulis Kalimat Pendek

Pada tahap terakhir ini, anak yang berusia di atas 5 tahun sudah mulai mencoba merangkai sebuah kalimat pendek, yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat. Contohnya, “Rudi belajar” atau “Susi menari”.

Demikianlah tadi penjelasan mengenai beberapa tahapan menulis bagi anak-anak yang bisa orang tua praktikkan, supaya memberikan stimulasi keterampilan pra menulis bagi anak usia dini. Aktivitas yang tergolong sederhana ini, bisa dilakukan di rumah kok. Salam Literasi!

Daerah Anda ingin mengembangkan budaya literasi melalui platform teknologi perpustakaan digital? Hubungi partnership@aksaramaya.com atau 0859106725577